Posts

PENANTIAN

Di kaki ombak yang menderu. di langit tujuh yang meninggi. sedang hamparan biru menjadi saksi. seperti ada yang sedang menanti. tak pernah menoleh walau sekali. tetap menanti tak pernah kembali. Meski terik matahari jingga membakar jasadku. meski awan menangis pada redup senja. hingga siang mengheret malam. akan aku selalu ada. di setiap waktu yang berlalu. Menunggu dan menanti. mengharap bintang muncul kembali. di dada langit yang pekat gelita. dan aku tahu adalah mustahil. I.R ISNIN, OKTOBER KE-23, 2017

REHAT YANG PALING AMAN

Di tengah keramaian berdiam masih disitu teguh berdiri melihat yang pergi tiada kembali kuatkah hati teguhkah jiwa melepas pergi sosok itu Bumi seolah diam membiar kepiluan menghambat hati biarlah sekali untuk hari ini barang untuk terakhir kali Bertahun berlalu aku merasa ia seolah mimpi yang baru semalam ku lalui kemudian terbangun teresak di kuburan aku merasa engkau pergi sebentar ke luar kota menitipkan aku seorang di sini sungguh semuanya masih memenuhi fikranku sehingga tak terbatas waktu sampai aku lupa engkau disana merehatkan diri
Normal untuk seorang insan berasa sedih ke atas dugaan yang menimpa dirinya. Kerana itu Allah menciptakan air mata. Ia melegakan. Ia melepaskan rasa berat di dada. Tapi jangan bersedih terlalu lama. Cukuplah sekadar melunaskan fitrah sebagai manusia. Kerana manusia itu sedihnya tidak terlalu lama. Jangan sampai kita tergolong dalam kalangan hamba yang kecewa dengan perancangan Allah, sehingga kita buta nikmat nikmat kurniaan Allah yang melata.

KAU TETAP TIADA

Di tengah malam ini bersunyi mencari mata yang sudi menyelami. Di tengah malam ini aku mati memancing suara yang mahu menyapa diri. tiada. kau tetap tiada I.R 020217 23:18

HEY KAU!

Hey kau! penatlah meratap tiada guna kembalinya cuma mimpi

SUCI

Diam aku kau mengata jaja merata segala keburukan aku umpama kau suci di mata semua

DIAM

Sakit hati bila bicara kenapa tidak kau diam saja   dok sibuk mencaci akhir kau sakit sendiri.